Teknologi Mengubah Wajah Pendidikan, Mempersempit Kesenjangan
Penulis : M Nabil Azra
Sebuah analogi...
Kurikulum Pendidikan, Jika dalam Perlombaan Melukis antar Negara
Bayangkan sebuah perlombaan melukis yang diikuti oleh berbagai negara. Di garis start, semua negara berlomba-lomba untuk menyelesaikan kanvas mereka dengan tepat waktu. Namun, strategi mereka berbeda-beda.
Negara A : fokus pada pondasi anak
Sejak awal, negara ini fokus pada membangun pondasi yang kuat. Mereka melatih para pelukisnya dalam psikologi warna, teori seni, dan teknik melukis yang kompleks. Mereka juga mendorong kreativitas dan kebebasan berekspresi, membiarkan para pelukisnya menjelajahi gaya dan teknik mereka sendiri.
Negara B : fokus mengikuti instruksi guru.
Di sisi lain, negara ini menggunakan kurikulum standar. Mereka fokus pada penguasaan teknik dasar dan mengikuti aturan yang ditetapkan. Para pelukisnya dilatih untuk mengikuti instruksi guru dan menyelesaikan tugas dengan cepat.
Awal Perlombaan
Pada awal perlombaan, Negara B terlihat unggul. Mereka menyelesaikan garis dan bentuk dasar dengan cepat dan rapi, mengikuti panduan yang telah mereka pelajari. Negara A terlihat tertinggal, para pelukisnya masih bereksperimen dengan warna dan teknik, mencari gaya yang paling cocok untuk mereka.
Ketika Perlombaan Berlangsung
Seiring berjalannya waktu, Negara B mulai terhambat oleh batasan kurikulum mereka. Teknik yang mereka pelajari tidak cukup fleksibel untuk mengekspresikan ide-ide kreatif mereka. Kecepatan mereka mulai melambat, dan mereka kesulitan untuk menghasilkan karya yang unik dan menarik.
Sementara itu, Negara A mulai menunjukkan kekuatan mereka. Pondasi yang kuat dalam teori seni dan kreativitas memungkinkan mereka untuk mengekspresikan ide-ide mereka dengan cara yang inovatif dan menarik. Mereka mulai menyalip Negara B, menghasilkan karya seni yang penuh makna dan keindahan.
Negara A Menang!
Di akhir perlombaan, Negara A keluar sebagai pemenang. Mereka telah menciptakan karya seni yang tidak hanya indah secara visual, tetapi juga penuh makna. Negara B, meskipun memulai dengan cepat, terhambat oleh batasan kurikulum mereka dan gagal untuk mencapai potensi penuh mereka.
Analogi ini menunjukkan bahwa pendidikan yang fokus pada membangun pondasi yang kuat dapat menghasilkan individu yang lebih mandiri, adaptif, dan mampu berinovasi. Pendidikan standar, hanya berfokus pada mengejar materi pembelajaran sedini mungkin, namun membatasi potensi individu dan menghambat mereka untuk mencapai potensi penuh mereka.
Analogi Negara B dan Kurikulum Saat Ini di Indonesia
Dalam analogi perlombaan melukis, Negara B dapat dihubungkan dengan sistem pendidikan di Indonesia saat ini. Kurikulum pendidikan di Indonesia masih banyak menekankan pada hafalan dan penguasaan materi pelajaran secara standar.
Meskipun pendekatan ini memiliki kelebihan dalam hal efisiensi dan penguasaan materi dasar, namun pendekatan ini juga memiliki keterbatasan. Pendekatan ini kurang mendorong kreativitas, kemandirian, dan kemampuan berpikir kritis siswa. Hal ini dapat menghambat mereka untuk mencapai potensi penuh mereka dan beradaptasi dengan perubahan di masa depan.
Belajar dari tetangga...
Australia adalah salah satu negara yang berhasil dalam menerapkan pembelajaran interaktif utnuk membangun pondasi peserta didiknya, salah satu caranya adalah dengan komitmennya terhadap blended learning interaktif. Pemerintah Australia telah berinvestasi dalam pengembangan sumber daya dan program pelatihan untuk mendukung implementasi blended learning di sekolah-sekolah. Hasilnya, banyak sekolah di Australia yang telah berhasil menggunakan blended learning untuk meningkatkan hasil belajar siswa dan meningkatkan keterlibatan mereka dalam pembelajaran. Lantas, bagaimana potensinya di Indonesia?
Teknologi, Solusi Menurunnya Minat Belajar si Digital Natives
Pengantar teknologi dalam pendidikan, dan perubahan gaya belajar anak sekarang
"Generasi muda saat ini adalah 'digital natives' yang terbiasa belajar dengan cara yang interaktif dan multimedia. Teknologi pendidikan harus dirancang sesuai dengan gaya belajar mereka agar proses belajar menjadi lebih efektif dan menyenangkan."
Marc Prensky, penulis buku "Digital Natives"
Bayangkan sebuah dunia di mana informasi mengalir secepat kilat, di mana pembelajaran tidak terbatas pada ruang kelas, saja dan di mana kolaborasi secara global menjadi nyata. Inilah dunia yang dihuni oleh Digital Natives atau si Generasi Digital, mereka adalah anak-anak internet, terbiasa dengan kecepatan informasi, interaksi instan, dan dunia tanpa batas. Di mana seharusnya belajar menjadi sebuah aktivitas yang mengasyikkan, penuh dengan interaksi, kolaborasi, dan kreativitas, namun, faktanya sebaliknya.
Bagaimana cara mengajar generasi ini? Jawabannya tidak sesederhana menjejalkan mereka dengan teori dan buku teks. Generasi digital membutuhkan pendekatan yang berbeda, pendekatan yang selaras dengan cara mereka seharusnya belajar. Perlu adanya gebrakan di masa depan, masa depan di mana pendidikan tidak lagi statis, tetapi dinamis dan adaptif. Masa depan di mana pembelajaran tidak hanya tentang menghafal, tetapi tentang memecahkan masalah, berkolaborasi, dan berinovasi.
Sumber : Pribadi / Gambar : Antaranews
Blended Learning, Menghadirkan Peran Teknologi dalam Kelas
Di era digital ini, dunia pendidikan dihadapkan pada tantangan baru: mendidik generasi digital native, yaitu anak-anak yang lahir dan besar dikelilingi teknologi. Generasi ini memiliki gaya belajar yang unik dan dinamis. Metode pembelajaran tradisional yang statis dan monoton tidak lagi mampu menjangkau mereka.
Blended learning bisa menjadi salah satu solusi inovatif. Pendekatan ini menggabungkan kekuatan pembelajaran tatap muka dengan teknologi interaktif dan fleksibilitas pembelajaran online, menciptakan pengalaman belajar yang optimal bagi si digital native.
Bagaimana Blended Learning Bekerja?
Blended learning tidak hanya tentang menggabungkan kelas tradisional dengan gadget. Blended learning adalah strategi holistik yang memanfaatkan berbagai metode pengajaran dengan memanfaatkan teknologi untuk menciptakan pengalaman belajar yang optimal. Beberapa elemen kunci blended learning yaitu:
Sumber : Pribadi
Teknologi dalam Pendidikan Secara Umum
Teknologi Dalam Pendidikan
Sebenarnya, teknologi bukan hanya bisa menyulap kelas menjadi lebih seru, namun ternyata UKT atau SPP murah adalah dampak teknologi dalam dunia pendidikan, lebih mudahnya, saya menggabungkan fungsi utama teknologi dalam 3 peran disamping:
Sebagai Perangkat Pembelajaran
Sekarang, informasi tersedia kapanpun dan dimanapun, dalam format yang menarik dan mudah diakses. Perangkat teknologi seperti audiobook, headset, video, dan perangkat mobile membantu siswa belajar dengan cara yang lebih interaktif dan fleksibel.
Sebagai Alat Manajemen
Teknologi tak hanya mengubah cara belajar, tapi juga cara mengelola lembaga sekolah atau kampus. Misalnya, Fungsi non-intruksional seperti pendaftaran, penjadwalan, keuangan, dan perekrutan kini jauh lebih mudah dan efisien dengan teknologi.
Sebagai Metode Pembelajaran
E-learning, pembelajaran virtual, m-learning, dan pembelajaran multimedia memungkinkan perangkat seluler menjadi perpustakaan berjalan yang membawa pengetahuan dan instruksi kepada siapa saja.
Bagaimana teknologi bikin metode pembelajaran lebih efektif?
Bayangin sebuah kelas di mana:
- Siswa tak lagi pasif menerima materi, mereka dapat mengakses video pembelajaran atau pembelajaran dengan media interaktif apapun pada kelas untuk memahami konsep dasar.
- Diskusi di kelas menjadi lebih hidup. Guru dapat menggunakan proyektor dan aplikasi edukasi untuk menampilkan simulasi, polling, dan kuis yang menarik secara visual.
- dan, masih banyak lagi!
Sebenarnya, apa saja sih potensi teknologi dalam pembelajaran? Yuk, simak!
Membuat Pembelajaran Lebih Menyenangkan
- Game Edukasi: Permainan edukasi seperti Kahoot! dan Quizizz menghadirkan pendekatan yang seru dan interaktif untuk memahami konsep-konsep akademis.
- Simulasi dan Virtual Reality (VR): Teknologi simulasi dan VR membawa pembelajaran ke level baru dengan memberikan pengalaman langsung yang sulit dilakukan dalam lingkungan kelas tradisional.
Memperkaya Pengalaman Belajar
- E-books: E-books memberikan kemudahan akses ke berbagai materi pembelajaran di mana saja dan kapan saja.
- Video Pembelajaran: Materi pelajaran disampaikan melalui video dengan cara yang keren dan mudah dimengerti.
Kolaborasi Daring
- Platform Kolaboratif: Platform seperti Google Classroom dan Microsoft Teams menyediakan ruang virtual untuk interaksi, diskusi, dan berbagi materi pelajaran.
- Video Konferensi: Tools video konferensi seperti Zoom dan Microsoft Teams memungkinkan pembelajaran jarak jauh dan menghubungkan siswa dengan guru dan teman sekelas dari lokasi yang berbeda.
Penilaian Berbasis Teknologi
- Sistem Manajemen Pembelajaran (LMS): LMS seperti Moodle dan Edmodo atau LMS internal lembaga pendidikan dapat membantu proses penilaian dalam pendidikan.
- Alat Penilaian Otomatis: Alat seperti Grammarly dan Turnitin memberikan umpan balik langsung terhadap tulisan mahasiswa.
Adaptasi Kurikulum
- Penggunaan Analitika Pembelajaran: Data analytics membantu guru memahami perkembangan siswa dan menyesuaikan pendekatan pengajaran.
- Personalisasi Pembelajaran: Platform seperti Khan Academy memungkinkan siswa untuk belajar sesuai dengan kecepatan dan gaya belajar mereka sendiri.
Pelatihan Guru dan Aksesibilitas
- Program Pelatihan Daring untuk Guru: Program ini memungkinkan guru untuk belajar dan mengembangkan keterampilan mereka sesuai kebutuhan.
- Materi Pembelajaran Tersedia Secara Daring: Siswa dapat mengakses materi pembelajaran di YouTube dan platform lainnya dengan mudah
Contoh Implementasi Pembelajaran Interaktif dalam Pendidikan Budaya
Kenapa contohnya pendidikan budaya?
Sepertinya, kamu perlu tahu fakta dibawah ini terlebih dahulu :
Survei Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) tahun 2021:
- Hanya 38,3% anak usia sekolah yang mengetahui 5 pahlawan nasional.
- Hanya 28,2% anak usia sekolah yang mengetahui 5 tarian tradisional Indonesia.
- Hanya 17,3% anak usia sekolah yang mengetahui 5 lagu daerah Indonesia.
Gimana, apakah kamu sama sedihnya dengan saya? 😀
Sumber Gambar : PostIndustria
Bayangkan ini: modul pembelajaran budaya yang tak hanya informatif, tetapi juga interaktif! Dengan teknologi augmented reality, anak-anak dapat menjelajahi budaya Indonesia dengan cara yang sebelumnya tidak pernah terbayangkan.
Di rumah, meskipun tidak bisa melihatnya di sekolah, mereka dapat menggunakan gadgetnya dengan bijak untuk menikmati dan membayangkan berbagai keajaiban budaya Indonesia.
- Membayangkan berdiri di depan Candi Borobudur dan melihat detail pahatan yang rumit seolah-olah mereka benar-benar ada di sana.
- Membayangkan betapa besar Komodo.
- Membayangkan cara memainkan alat musik Sasando dan menciptakan melodi yang indah.
Menarik sekali, bukan? pengaruh teknologi itu dalam pembelajaran.
Bukan hanya Augmented Reality, loh! Belajar dari UNY yuk!
Museum Pendidikan Indonesia (MPI) Universitas Negeri Yogyakarta tak hanya menjadi wahana edukasi, tetapi juga media pendidikan karakter bangsa. MPI juga merupakan gerbang pendidikan karakter di UNY. Sejak didirikan pada 2008, MPI UNY telah menyajikan berbagai inovasi pameran dan kunjungan. Namun, pandemi COVID-19 di tahun 2020 memaksa MPI UNY untuk menutup kegiatan kunjungan secara langsung.
Pandemi bukan rintangan bagi MPI UNY untuk terus mengedukasi. Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) tak henti-hentinya berinovasi dalam dunia pendidikan. Salah satu program inovatif mereka adalah Virtual Tour Museum untuk membawa siswa menjelajahi museum secara virtual.
Sumber : Laman Teknologi Pendidikan UNY
Virtual Tour ini menghadirkan pengalaman belajar yang interaktif dan imersif, memungkinkan siswa untuk:
- Mengunjungi museum dari mana saja dan kapan saja, tanpa terhalang jarak dan waktu.
- Menjelajahi berbagai pameran dengan detail dan informasi yang lengkap.
- Menonton video edukatif yang menjelaskan sejarah dan makna di balik benda-benda pameran.
- Mengikuti kuis dan permainan edukatif untuk menguji pengetahuan dan pemahaman mereka.
VTM UNY merupakan contoh penggunaan teknologi yang efektif dalam blended learning.
Teknologi, Mengubah Wajah Kurikulum Pendidikan
Seperti yang ditekankan dalam buku "Frames of Mind: The Theory of Multiple Intelligences" oleh Dr. Howard Gardner, setiap orang memiliki gaya belajar yang unik. Teknologi digital hadir untuk mengakomodasi keragaman ini, memungkinkan setiap orang belajar dengan cara yang paling sesuai dengan diri mereka.
Dr. Gardner
Padahal, teknologi digital membuka peluang untuk mengakomodasi gaya belajar yang lebih unik bagi setiap orang.
Bayangkan, bagi mahasiswa yang menyukai gaya belajar visual, video pembelajaran yang dinamis dan gambar-gambar yang menarik dapat membantu mereka memahami materi dengan lebih mudah. Bagi mereka yang lebih menyukai gaya belajar auditori, podcast dan audiobook dapat menjadi pilihan yang tepat untuk menyerap informasi.
Apalagi, dunia digital membuka peluang kolaborasi dan koneksi tanpa batas bagi mahasiswa. Melalui platform online, mereka dapat berdiskusi dengan teman sekelas, bertukar ide dengan pakar di bidangnya, dan bahkan mengikuti komunitas belajar online yang sesuai dengan minat mereka.
Interaksi dan kolaborasi ini dapat memperkaya pengetahuan dan pengalaman belajar, serta membantu mahasiswa untuk membangun jaringan profesional yang bermanfaat untuk masa depan mereka.
Namun, apakah semua mahasiswa menyadari dan sudah memaksimalkan potensi ini?
Kampus Merdeka: Memanfaatkan Teknologi untuk Menggabungkan Kurikulum Terbaik Amerika Serikat dan Singapura
Kemendikbudristek meluncurkan program Kampus Merdeka untuk memberikan otonomi lebih luas kepada perguruan tinggi dalam mengelola program studi dan proses belajar mengajar. Sebenarnya, jika diamati, program ini membuka peluang untuk menggabungkan kurikulum terbaik dari Amerika Serikat dan Singapura, dua negara yang terkenal dengan sistem pendidikannya yang inovatif dan berkualitas. Penasaran?.
Sumber : Pribadi
Project-Based Learning (PBL)-nya Kampus Merdeka merupakan metode pembelajaran inovatif yang membawa angin segar dalam dunia pendidikan Indonesia. Berbeda dengan metode tradisional yang berfokus pada teori dan ceramah, PBL mendorong siswa untuk belajar secara aktif melalui proyek-proyek nyata dan relevan dengan kehidupan sehari-hari, terutama pada bidang “STEAM” (Science, Technology, Engineering, Arts, and Mathematics) yang bertujuan untuk mengembangkan keterampilan abad ke-21 pada siswa.
PBL membuka peluang bagi siswa untuk belajar dari berbagai sumber, tidak hanya terpaku pada materi pelajaran di kelas. Mereka dapat belajar dari lintas kampus yang beragam, lintas jurusan, dan bahkan dari praktisi industri. Hal ini memungkinkan siswa untuk mendapatkan perspektif yang lebih luas dan mendalam tentang berbagai bidang ilmu. Menarik bukan?
Amerika Serikat telah menerapkan metode PBL di sekolah-sekolah sejak lama. Hasilnya, siswa Amerika Serikat dikenal memiliki kemampuan berpikir kritis, memecahkan masalah, dan komunikasi yang lebih baik dibandingkan dengan siswa dari negara-negara lain.
Kalau di Singapura, terkenal dengan program “STEAM” (Science, Technology, Engineering, Arts, and Mathematics) yang bertujuan untuk mengembangkan keterampilan abad ke-21 pada siswa, mengintegrasikan berbagai disiplin ilmu dan mendorong siswa untuk mengeksplorasi dan berinovasi.
Penerapan PBL di Indonesia masih dalam tahap awal, dan baru diimplementasikan di beberapa perguruan tinggi. Namun, metode ini memiliki potensi yang besar untuk membawa perubahan positif dalam dunia pendidikan.
Bayangkan jika metode interaktif dan merdeka belajar ini dapat diterapkan untuk anak-anak mulai dari SD. Sejak dini, mereka dapat belajar dengan cara yang lebih menyenangkan, memahami penerapan pembelajaran langsung dalam aktivitas sehari-hari, dan mengembangkan berbagai keterampilan penting untuk masa depan mereka. Saya rasa akan efektif, bagaimana menurutmu?
Langkah Digitalisasi Teknologi dalam Pendidikan Indonesia
Kurikulum Merdeka diluncurkan pada tahun 2022 dengan fokus pada pengembangan keterampilan abad ke-21 seperti kolaborasi, komunikasi, pemecahan masalah, dan pemikiran kritis. Kurikulum ini memberikan fleksibilitas bagi sekolah dan guru dalam memilih materi pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan dan minat siswa.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) telah meluncurkan berbagai program digitalisasi pembelajaran, seperti Platform Merdeka Mengajar, Guru Penggerak, dan Sekolah Penggerak. Program-program ini menyediakan berbagai sumber belajar digital, pelatihan untuk guru, dan dukungan untuk sekolah dalam menerapkan pembelajaran berbasis teknologi.
Pemerintah terus berupaya meningkatkan infrastruktur teknologi di sekolah, termasuk menyediakan akses internet yang stabil, perangkat elektronik yang memadai, dan platform pembelajaran online yang berkualitas. Pada tahun 2023, Kemendikbudristek menargetkan 15.000 sekolah untuk mendapatkan akses internet melalui program BAKTI (Bersama-sama Akselerasi Konektivitas TIK untuk Edukasi).
Kemendikbudristek menyelenggarakan berbagai pelatihan dan workshop untuk meningkatkan kapasitas guru dalam menggunakan teknologi dalam pembelajaran. Pada tahun 2023, ditargetkan 1 juta guru akan mendapatkan pelatihan melalui program Guru Penggerak dan Sekolah Penggerak.
Kemendikbudristek menjalin kerjasama dengan berbagai industri dan komunitas untuk mengembangkan program pendidikan berbasis teknologi yang inovatif dan relevan dengan kebutuhan masa depan. Contohnya, kerjasama dengan Google untuk program Google for Education yang menyediakan berbagai alat dan platform digital untuk mendukung pembelajaran di sekolah.
Teknologi, Mempersempit Kesenjangan.
Kesenjangan sosial, budaya, ekonomi, lingkungan, hingga fisik.
Di balik hamparan sawah yang luas dan panorama alam yang indah, terbentang realita pahit bagi anak-anak di desa-desa tertinggal, terdepan, terluar (3T). Keterbatasan akses pendidikan, kekurangan guru berkualitas, dan minimnya infrastruktur teknologi menjadi hambatan utama bagi mereka untuk meraih masa depan yang cerah.
Banyak orangtua di desa 3T lebih memilih anaknya bekerja daripada bersekolah. Padahal ada satu kisah menarik:
Nono, Bukti Setiap Anak terlahir Jenius
Di balik keterbatasan, terpancar bakat luar biasa. Nono atau Caesar Archangels HM Tnunay, bocah jenius dari Desa 3T di NTT, menjadi bukti bahwa kemiskinan dan keterpencilan tak bisa meredupkan nyala prestasi.
Nono, siswa SD Inpres Buraen 2, berhasil mengukir sejarah dengan meraih juara 1 Olimpiade Matematika dan Sempoa tingkat dunia, mengalahkan 7.000 peserta dari berbagai negara.
Semangat belajar Nono tak tertandingi. Ia dikenal aktif, penuh rasa ingin tahu, dan tak pernah lalai dalam belajar, membaca, dan menulis.
Kisah Nono tak lepas dari dukungan orang tuanya. Sang ayah, bekerja serabutan sebagai kuli dan tukang bangunan, dan sang ibu, seorang guru kontrak. Meski pas-pasan, mereka berkomitmen memberikan pendidikan terbaik bagi Nono.
Kisah Nono adalah bukti nyata bahwa kejeniusan tak mengenal batas. Di tengah keterbatasan, dengan tekad dan kerja keras, ia mampu meraih mimpi dan membawa harum nama bangsa di kancah internasional.
FYI, sedikti fakta data pendidikan di daerah 3T:
- Data Kemendikbudristek 2021: Angka Partisipasi Kasar (APK) pendidikan jenjang SD di desa tertinggal hanya 85%.
- Data BPS 2023: Tingkat putus sekolah di desa tertinggal 3 kali lebih tinggi.
- Laporan Bank Dunia 2019: Sekolah di desa tertinggal seringkali kekurangan guru terlatih, infrastruktur yang memadai, dan bahan ajar yang berkualitas.
lalu, bagaimana teknologi bisa menjadi solusi permasalahan ini?
Keterbatasan kualifikasi guru dan teknologi tertinggal menjadi salah satu faktor utama yang menghambat kemajuan pendidikan di desa. Guru-guru di sana seringkali tidak memiliki pelatihan yang memadai dan harus mengajar dengan menggunakan metode tradisional. Kurangnya akses internet dan perangkat elektronik juga membuat mereka kesulitan untuk mengakses informasi dan materi pembelajaran terbaru.
Berangkat dari keprihatinan tersebut, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) meluncurkan program “Kampus Mengajar” sebagai bagian dari implementasi Kurikulum Merdeka. Program ini mengantarkan para mahasiswa berbakat dan bersemangat untuk mengajar di desa-desa terpencil, membawa angin segar perubahan dan membuka gerbang peluang pendidikan yang lebih luas bagi anak-anak di sana.
Masih ingat dengan konsep 3 pilar pembentuk teknologi dalam pendidikan? Iya, Kampus Mengajar memadukan teknologi sebagai perangkat pembelajaran (mahasiswa sebagai perangkat pembelajaran di desa), metode pembelajaran (mengimplementasikan metode pembelajaran kota di desa melalui mahasiswa) dan sebagai alat manajemen (untuk memudahkan manajemen mahasiswa dalam konversi sistem penilaian kampus). Menarik, kan?
Tujuannya?
Siapa bilang sedikit yang ingin berkontribusi?
Program Kampus Mengajar Merdeka tidak hanya menjadi solusi untuk mengatasi kekurangan guru di desa, tetapi juga membuka peluang bagi para mahasiswa untuk mengasah kemampuan mengajar dan kepemimpinan mereka di lapangan. Para mahasiswa ini tidak hanya mengajar mata pelajaran formal, tetapi juga membantu membangun karakter dan soft skills para siswa, serta menumbuhkan semangat belajar mereka dengan beragam program inovatif dan kreatif oleh mahasiswa.
Antusiasme terhadap program ini sangatlah tinggi. Ribuan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di seluruh Indonesia mendaftarkan diri untuk menjadi bagian dari Kampus Mengajar Merdeka. Hingga Desember 2023, terdapat 35.000 mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di seluruh Indonesia yang telah mengikuti program Kampus Mengajar. Mereka tergerak oleh semangat untuk mengabdi, membantu sesama, dan membawa perubahan bagi pendidikan di desa-desa terpencil. Jadi, siapa bilang banyak yang tidak peduli? Hanya tidak ada yang menjembatani saja.
Program Kampus Mengajar Merdeka melahirkan banyak pengajar bertalenta yang tidak hanya mampu mengajar dengan efektif, tetapi juga mampu menginspirasi dan memotivasi para siswa. Mereka membawa metode pembelajaran baru yang inovatif dan kreatif, memanfaatkan teknologi yang tersedia, dan membangun hubungan yang erat dengan para siswa di desa.
Program Kampus Mengajar Merdeka menjadi bukti nyata komitmen pemerintah untuk memeratakan akses pendidikan dan meningkatkan kualitas pendidikan di seluruh pelosok negeri. Dengan kolaborasi antara pemerintah, perguruan tinggi, dan para mahasiswa, kita dapat mewujudkan pendidikan yang berkualitas dan inklusif bagi semua anak bangsa, termasuk di desa-desa terpencil.
Bayangkan, jika teknologi bernama “Kampus Merdeka” itu tidak ada? Mungkin, ribuan antusiasme Mahasiswa saat ini belum terwadahi.
Rais Ramzy Priyambada, mahasiswa Fakultas Ilmu Keolahragaan (FIK) Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) terpilih sebagai salah satu peserta Kampus Mengajar angkatan 1 yang diadakan oleh Kemendikbud RI. Program ini bertujuan untuk memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk mengajar di Sekolah Dasar (SD) yang terakreditasi C, atau di daerah terdepan, terluar, dan tertinggal.
Rais ditugaskan untuk mengajar di SDN Sadahayu 02, Kecamatan Majenang, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah. Ia tidak sendirian, di sekolah tersebut, ia mendapatkan sejawat dari berbagai universitas di Jawa Tengah.
Menemukan Permasalahan dan Menciptakan Solusi Inovatif
Saat mengajar di SDN Sadahayu 02, Rais menemukan permasalahan yang cukup memprihatinkan. Ia menemukan siswa kelas 3 yang belum lancar baca tulis. Hal ini menjadi motivasi baginya untuk mencari solusi yang tepat dan inovatif untuk meningkatkan minat belajar siswa.
Bersama teman-teman seangkatannya di Kampus Mengajar, Rais menciptakan program bernama Delima, singkatan dari Dedikasi Lingkungan Kampus Mengajar. Program ini merupakan inovasi pembelajaran yang dilakukan di alam terbuka atau outdoor. Hal ini dilakukan sebagai upaya untuk mengubah suasana belajar yang selama ini monoton menjadi lebih menarik dan menyenangkan.
Delima: Pembelajaran Menyenangkan di Alam Terbuka
Kegiatan Delima dilaksanakan selama 1 minggu di Desa Wisata Taman Danaraja yang berada di Desa Sepatnunggal, tidak jauh dari SDN Sadahayu 02. Kegiatan ini disambut dengan antusiasme yang tinggi oleh para siswa. Mereka merasa sangat senang dan termotivasi untuk belajar karena suasana belajar yang berbeda dan menyenangkan.
Ini adalah salah satu contoh inspiratif produk Kampus Mengajar, buah pemanfaatan teknologi yang sangat baik dari Kampus Merdeka. Cukup membanggakan, bukan?
Teknologi dan Sekolah Inklusi, Mempersempit Kesenjangan Pendidikan si Anak Berkebutuhan Khusus
Dunia pendidikan terus bergerak maju, tak terkecuali bagi anak-anak berkebutuhan khusus (ABK). Di masa lampau, ABK seringkali tertinggal dalam akses pendidikan berkualitas. Keterbatasan fisik, mental, atau sensorik menjadi penghalang bagi mereka untuk mengikuti pembelajaran konvensional. Namun, kemajuan teknologi membuka peluang baru bagi ABK untuk belajar dan berkembang.
Akses Pendidikan yang Terbatas
Sayangnya, masih banyak ABK yang tertinggal dalam akses pendidikan. Data Kemendikbudristek menunjukkan hanya 12,26% dari total penyandang disabilitas usia 5-19 tahun yang menikmati layanan pendidikan formal. Hal ini menunjukkan kesenjangan yang besar dalam akses pendidikan bagi ABK.
Sekolah inklusi bisa menjadi solusi untuk memberikan kesempatan belajar yang sama bagi ABK dan anak-anak reguler dalam satu lingkungan yang aman dan suportif.
Bagaimana teknologi bisa membantu mewujudkan sekolah inklusi?
Meskipun sekolah inklusi menawarkan banyak manfaat, masih terdapat beberapa tantangan yang perlu diatasi, mulai dari keterbatasan fasilitas, ketidaksiapan guru hingga kurangnya dukungan sistem dan kebijakan.
Meskipun begitu, pemerintah telah menunjukkan komitmennya untuk meningkatkan akses pendidikan bagi ABK dengan meluncurkan berbagai program.
Bagaimana teknologi bisa membantu mewujudkan sekolah inklusi?
Kurikulum Merdeka Mengajar
Kurikulum Merdeka dilengkapi dengan silabus pendidikan inklusi yang dapat diterapkan setiap sekolah sesuai kebutuhan, bagaimana memanfaatkan teknologi dalam pembelajaran ABK, hingga seluruh metode pendidikan ABK.
Sekolah Ramah Disabilitas
Saat membangun atau merenovasi sekolah, pemerintah menerapkan standar bangunan disertai fasiliats teknologi yang ramah disabilitas. Hal ini akan memastikan bahwa semua sekolah, termasuk sekolah reguler yang belum ditetapkan sebagai sekolah inklusi, dapat diakses oleh ABK.
Penyediaan Media Aksesibel
Pemerintah dapat menyediakan media pembelajaran yang aksesibel bagi ABK, seperti buku Braille, perangkat lunak pembaca layar, dan video dengan subtitle. Media pembelajaran ini harus disesuaikan dengan jenis disabilitas yang dimiliki oleh ABK.
dan masih banyak lagi!...
Di tengah pesatnya perkembangan teknologi, Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) tidak hanya mengikuti arus, tetapi juga menjadi pionir dalam inovasi pendidikan. Salah satu manifestasi nyata dari semangat inovatif ini adalah melalui serangkaian event yang menampilkan kreativitas dan kemajuan teknologi pendidikan.
Pameran Gredupedia, Pameran Teknologi Pembelajaran Interaktif UNY
Baru-baru ini, UNY menggelar pameran yang spektakulerrrr, dikenal sebagai Gredupedia. Pameran ini menjadi sorotan karena menampilkan lebih dari 280 karya teknologi pembelajaran interaktif. Dengan tema “Envisioning Utopia: Learning Beyond Boundaries”, pameran ini berlangsung di Taman Budaya Yogyakarta dan menarik perhatian banyak pengunjung.
Mahasiswa program studi Teknologi Pendidikan UNY, sebagai inisiator pameran, berhasil menciptakan berbagai sarana pembelajaran yang menarik, mulai dari permainan edukatif, mini studio, mini teater, hingga augmented reality. Pameran ini tidak hanya menunjukkan potensi besar mahasiswa dalam menciptakan solusi pembelajaran yang inovatif, tetapi juga menegaskan bahwa pembelajaran dapat terjadi di mana saja dan kapan saja.
Event small steps, big changes-nya Teknologi Pendidikan UNY!
Gredupedia tak hanya menghadirkan pameran teknologi, namun juga menyediakan berbagai seminar dan workshop yang membahas tentang pemanfaatan teknologi dalam pembelajaran. Gredupedia juga menyelenggarakan berbagai lomba kreatif yang mendorong siswa dan guru untuk berinovasi dalam memanfaatkan teknologi untuk pembelajaran. Langkah kecil UNY, dengan tujuan besar untuk :
UNY berkomitmen memberikan pelatihan dan pendampingan kepada sivitas akademika agar mereka dapat memanfaatkan teknologi secara maksimal dalam proses belajar mengajar. UNY juga berkomitmen membangun budaya belajar yang terbuka dan kolaboratif agar komunitas pembelajaran interaktif dapat berkembang pesat.
UNY menyelenggarakan berbagai pelatihan dan workshop untuk membantu guru dan tenaga kependidikan dalam menguasai penggunaan teknologi dalam pembelajaran. Hal ini penting untuk memastikan bahwa mereka dapat memanfaatkan teknologi secara efektif dan optimal untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.
UNY bekerja sama dengan para pengembang dan inovator untuk mengembangkan konten dan media pembelajaran interaktif yang menarik dan mudah dipahami oleh siswa. Konten ini dapat berupa video edukasi, animasi, simulasi, dan permainan edukasi yang dapat diakses melalui berbagai platform digital.
In memorial, best event ever in edu-tech!
Warning: Undefined array key "id" in /home/kopiulee/public_html/telity.pro/wp-includes/class-wp-list-util.php on line 170
Yuk lihat sendiri keren-nya produk-produk pembelajaran interaktif karya abang-kakak UNY!
(cukup scroll & klik laman dibawah ya!)
Keren sekali kan inovasi UNY ini? Panjang umur, event-event hebat seperti ini!
Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) tak hanya dikenal sebagai salah satu universitas negeri ternama di Indonesia, namun juga sebagai pelopor dalam pemanfaatan teknologi untuk memajukan pendidikan. UNY tak henti berinovasi dan menghadirkan berbagai program dan event dalam teknologi pendidikan.
Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) telah mempercepat langkahnya dalam mengadopsi teknologi untuk meningkatkan pengalaman belajar mahasiswa.
- Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) mengadopsi sistem manajemen pembelajaran (Learning Management System/LMS) untuk memfasilitasi pembelajaran online.
- Beberapa prodi di UNY telah mengembangkan aplikasi pendidikan yang memfasilitasi pembelajaran dan kolaborasi, seperti aplikasi untuk mengakses bahan ajar, mengikuti ujian online, dan berinteraksi dengan dosen dan teman sekelas.
- Dosen di UNY juga berusaha mengembangkan konten pembelajaran yang menarik dan interaktif, menggunakan teknologi multimedia seperti video, animasi, dan simulasi.
Selain mengembangkan infrastruktur teknologi, UNY juga aktif dalam menyelenggarakan berbagai seminar, workshop, dan konferensi. Kegiatan ini menjadi forum penting untuk mendiskusikan urgensi dan transformasi pendidikan.
- UNY telah menyelenggarakan berbagai seminar dan workshop untuk membahas penggunaan teknologi dalam pendidikan, seperti Seminar Nasional Memahami Remote Education pada Masa Pandemi COVID-19 dan Workshop Percepatan Studi Mahasiswa Prodi S1 Teknologi Pendidikan.
- Selain itu, UNY juga mengundang narasumber dari luar, seperti Prof. Dr. Wu-Yuin Hwang, dalam kegiatan Visiting Profesor Inbound, untuk membahas inovasi dan perkembangan terbaru dalam teknologi pendidikan.
Di samping pengajaran dan seminar, UNY juga menekankan pentingnya penelitian dan pengembangan teknologi dalam pendidikan. Dosen dan mahasiswa terlibat dalam berbagai proyek riset yang menggunakan teknologi untuk menghasilkan solusi inovatif dalam pembelajaran dan pengajaran.
- Selain pengajaran, UNY juga menggunakan teknologi dalam kegiatan penelitian. Dosen dan mahasiswa menggunakan perangkat lunak statistik, simulasi, dan analisis data untuk menghasilkan penelitian berkualitas.
- Program Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) di UNY juga mencakup pengembangan teknologi pendidikan yang relevan dengan kebutuhan masyarakat, seperti pengembangan aplikasi atau platform pendidikan.
Pesona Universitas Negeri Yogyakarta
Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) tak henti-hentinya memancarkan pesonanya sebagai kampus berprestasi. Tak hanya diakui di kancah nasional, UNY pun telah mengukir namanya di kancah internasional, dibuktikan dengan berbagai penghargaan bergengsi yang diraihnya.
Peringkat Dunia yang Membanggakan
UNY terus menorehkan prestasi dengan menduduki peringkat dunia yang membanggakan. Pada tahun 2023, UNY menempati peringkat ke-401-500 dalam QS World University Rankings: Asia dan peringkat ke-201-250 dalam Times Higher Education World University Rankings: Asia. Prestasi ini menjadi bukti nyata komitmen UNY dalam memberikan pendidikan berkualitas tinggi dan berstandar internasional.
Sumber : Instagram UNY
Prestasi Gemilang di Berbagai Bidang
Tak hanya peringkat dunia, UNY pun gemilang dalam berbagai prestasi lainnya. Di kancah nasional, UNY meraih predikat Perguruan Tinggi Negeri (PTN) Negeri Berprestasi Tinggi 4 tahun berturut-turut (2020-2023). Prestasi ini tak lepas dari kerja keras dosen, tenaga kependidikan, dan mahasiswa UNY yang berdedikasi tinggi.
UNY pun aktif dalam berbagai kompetisi nasional dan internasional, dan tak jarang membawa pulang piala kemenangan. Sebut saja Juara 1 Lomba Debat Mahasiswa Nasional (LDMN) 2023, Juara 2 Pekan Ilmiah Nasional Mahasiswa (Pimnas) 2023, dan Medali Emas World Invention and Technology Expo (WITEX) 2023.
Dampak Signifikan Melalui Teknologi Pendidikan
UNY tak hanya berkutat pada prestasi, tetapi juga memberikan dampak signifikan terhadap pendidikan dan masyarakat melalui teknologi. UNY aktif dalam mengembangkan berbagai teknologi edukasi, seperti platform e-learning, aplikasi pembelajaran, dan media pembelajaran interaktif. Teknologi-teknologi ini dimanfaatkan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dan menjangkau masyarakat luas.
UNY juga aktif dalam mengembangkan program-program edukasi berbasis teknologi, seperti MOOC (Massive Open Online Courses) berbasis LMS dengan nama BeSmart, yang memungkinkan mahasiswa untuk belajar dan terhubung dengan dosen kapanpun dan dimanapun.
Sumber : Instagram UNY
Kesimpulan
Teknologi memegang peranan krusial dalam pendidikan. Berbagai inovasi pembelajaran, seperti blended learning dan sekolah inklusi, dimungkinkan oleh teknologi. Hal ini pada akhirnya bertujuan untuk mempersempit kesenjangan pendidikan dengan memberikan akses yang lebih luas dan pengalaman belajar yang beragam bagi siswa. Di Indonesia, upaya nyata seperti Kurikulum Merdeka dan pengembangan infrastruktur teknologi dirancang untuk mencapai tujuan tersebut, terutama untuk pemberdayaan siswa di daerah terpencil atau berkebutuhan khusus. Pendekatan yang inklusif dan progresif ini menjadikan teknologi sebagai alat transformasi yang kuat. Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) menjadi salah satu contoh perguruan tinggi yang aktif mengadopsi teknologi dalam pendidikan. Melalui berbagai inisiatif, UNY berkontribusi mendorong pemerataan akses pendidikan dan peningkatan kualitas pembelajaran di Indonesia.
Dari artikel yang sangat panjang ini, ternyata kesimpulannya singkat ya?.
Sekian, terimakasih banyak untuk pembaca yang sudah setia membaca hingga akhir. Terimakasih atas kehadiran dan dukungannya <3
Blog ini dibuat dengan hati dan dedikasi, diikutsertakan dalam kompetisi :
- https://www.kemdikbud.go.id/
- https://www.kominfo.go.id/
- https://www.kemendesa.go.id/
- https://indonesiabaik.id/
- https://mbkm.bsi.ac.id/detail-program-mbkm_21.aspx
- https://kampusmerdeka.kemdikbud.go.id/program/mengajar/
- http://pdpt.uny.ac.id/
- nysmuseums.org/MANYnews
- https://ppmschool.ac.id/blended-learning-adalah/
- https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JPM/article/view/12662/7958
- https://www.liputan6.com/hot/read/5309471/blended-learning-adalah-metode-pembelajaran-campuran-kenali-keuntungannya
- https://www.gramedia.com/best-seller/e-learning/
- https://gredupedia.com/2024/
- http://www.uny.ac.id/id/berita/workshop-cyber-security-sektor-pendidikan-di-uny
analogi ini relate banget sama situasi pendidikan di Indonesia! Iya nih, kurikulum sekarang tuh terlalu fokus sama hafalan dan kurang ngasih ruang buat kreativitas dan inovasi, kita perlu belajar nih dari negara-negara kayak australia yang udah berhasil nge-implementasikan pembelajaran interaktif
artikelnya sangat interaktif, ngebayangin buatnay saja udah puyeng 😀
Senang sekali lihat inisiatif kayak virtual tour, yang gak cuma ngasih pengalaman belajar interaktif, tapi juga nge-luasin aksesibilitas pendidikan buat semua orang, dulu pernah lihat ada PKm yang buat augmented reality pemerasan susu untuk media eduakatif.
Saya baru tahu program kampus mengajar bagus sekali, ternyata difokuskan untuk daerah 3T, inspirasi sekali untuk saya yang seorang guru di sekolah daerah perkampungan
Artikelnya lengkap dan kompleks parah!!!!! dengan bahsa yang santai dan visualisasi interaktif, nyaman sih… walaupun agak pegel dikit bacanya panjang hehe
Artikelnya menarik, gaya bahasa mudah dipahami, tidak membosankan, interaktif. salam dari medan bang nabil 😀
ada banyak sekali informasi dalam satu artikel blog, terimakasih sudah merangkum sleuruhnya dalam satu format interaktif mudah dipahami
Informatifffffffffffffffffffffffffffffff
Keren parah, menarik dan mengalir bacanya. Semoga menang.