Lawan Distraksi, Raih Prestasi: Kumon Connect Bantu Si Jenius Kecil Mewujudkan Masa Depan Gemilang
Penulis : M Nabil Azra
Source : Pribadi, Ilustrasi : Freepik / Ivy Nunes
I Gede Ary Dwipayana, nama itu kini harum di kalangan akademisi Indonesia. Beliau dikenal sebagai Guru Besar Fisika di Universitas Udayana, Bali, yang mendedikasikan dirinya untuk mencerdaskan generasi muda. Namun, jauh sebelum hal itu terjadi, I Gede Ary hanyalah seorang anak lelaki desa yang lahir dari keluarga petani sederhana di pedalaman Bali.
Hari-harinya dipenuhi dengan rutinitas desa yang damai, membantu orang tuanya mengurus sawah dan ternak. Namun, di balik kesederhanaan itu, tersimpan potensi luar biasa. I Gede Ary memiliki rasa ingin tahu yang tak terbendung terhadap dunia sekitarnya. Ia kerap mengamati bintang-bintang di malam hari, mempertanyakan bagaimana benda langit itu bisa berpindah tempat, dan mengapa padi bisa tumbuh subur di bawah terik matahari.
Orang tua I Gede Ary, meski tak memiliki pendidikan tinggi, sangat mendukung rasa ingin tahu anaknya. I Gede Ary pun bersekolah dengan tekun, menyerap ilmu pengetahuan seperti bunga yang haus akan air. Ia selalu berada di peringkat teratas di kelasnya, dan rasa ingin tahunya terhadap sains semakin membuncah.
Sayangnya, keterbatasan ekonomi menjadi tantangan tersendiri bagi I Gede Ary. Melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi bukanlah hal yang mudah. Namun, tekadnya tak bisa dipadamkan. Ia aktif mengikuti berbagai kompetisi sains dan olimpiade, berharap prestasinya dapat membuka jalan menuju mimpinya.
Upaya I Gede Ary membuahkan hasil. Kegigihannya dalam belajar dan prestasinya yang gemilang menarik perhatian pihak sekolah. Beliau mendapatkan beasiswa penuh untuk melanjutkan pendidikan di Institut Teknologi Bandung (ITB)
Kini, Prof. I Gede Ary Dwipayana telah banyak menuai prestasi. Beliau tak hanya aktif dalam penelitian dan publikasi ilmiah, tetapi juga dedikasinya dalam dunia pendidikan sangat tinggi. Prof. I Gede Ary bercita-cita untuk membawa pendidikan sains, khususnya fisika, lebih dekat dengan generasi muda di Bali.
Kisah inspiratif I Gede Ary Dwipayana, sang Guru Besar Fisika dari pedesaan Bali, menggarisbawahi sebuah pesan penting: kejeniusan bukanlah warisan, melainkan hasil dari kerja keras, dedikasi, rasa ingin tahu dan kemandirian anak itu sendiri.
Kisah serupa dialami Toru Kumon, pendiri Kumon. Beliau menyadari pentingnya rasa ingin tahu dan kemandirian dalam belajar pada anaknya. Hal ini membawanya mengembangkan metode belajar Kumon, yang berfokus pada pengembangan kemandirian dan rasa ingin tahu anak dalam belajar. Metode Kumon pun terbukti berhasil, menjadikannya salah satu metode belajar anak usia dini terbaik di dunia.
Tapi, Bagaimana Mencetak Generasi Jenius di Era Distraksi Teknologi?
Di era digital saat ini, gadget seolah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan anak. Kemampuannya untuk mengakses informasi, terhubung dengan teman, dan bermain game memang menghadirkan banyak manfaat. Namun, di balik layar, terdapat bahaya tersembunyi yang mengintai, distraksi digital.
Distraksi digital merujuk pada gangguan yang ditimbulkan oleh penggunaan gadget berlebihan, sehingga mengalihkan fokus dan konsentrasi anak dari aktivitas penting lainnya seperti belajar, bermain, dan bersosialisasi. Hal ini dapat berdampak negatif pada perkembangan kognitif, sosial, dan emosional anak.
Hasilnya, anak-anak kita mengalami kesulitan menganalisis teks ilmiah pelajaran. Regresi intelektual itu sebagian besar sebabnya karena ketergantungan digital siswa pada teknologi-gadget.
Pentingnya intervensi anak usia dini, sebelum terlambat!
Masa kanak-kanak bagaikan kanvas kosong, siap untuk dilukis dengan berbagai warna pengalaman dan pembelajaran. Periode ini merupakan periode krusial untuk perkembangan kognitif, sosial, dan emosional anak. Intervensi pada usia dini, bagaikan kuas ajaib yang dapat membuka jendela masa depan cerah bagi anak-anak dan teknologi dapat menjadi alat yang bermanfaat untuk mendukung intervensi dini jika digunakan dengan tepat dan bijak.
Source : Pribadi, Ilustrasi : Freepik / Ivy Nunes
Dalam buku "Frames of Mind: The Theory of Multiple Intelligences" menekankan bahwa setiap anak memiliki gaya belajar yang berbeda. Teknologi digital dapat dimanfaatkan untuk mengakomodasi gaya belajar yang beragam dan membantu anak belajar dengan cara yang lebih efektif dan menyenangkan.
Dr. Gardner
Padahal, teknologi digital membuka peluang untuk mengakomodasi gaya belajar yang lebih unik bagi setiap anak sambil mengajak anak belajar, bermain dan melakukan aktivitas fisik.
Bayangkan, anak dengan kecerdasan linguistik dapat menjelajahi dunia cerita dan bahasa melalui aplikasi cerita interaktif, audiobook, dan kamus digital. Bagi mereka yang menyukai logika dan matematika, permainan edukatif seperti teka-teki dapat membantu mereka belajar sambil melatih kemampuan berpikir kritis.
Bagi mereka yang memiliki kecerdasan interpersonal, teknologi digital menawarkan platform untuk berkolaborasi dengan teman, mengerjakan proyek bersama. Anak yang intrapersonal dapat memanfaatkan teknologi digital untuk mengeksplorasi diri mereka sendiri, mengembangkan minat dan bakat mereka.
Seharusnya, teknologi digital bukan hanya alat untuk belajar, tetapi juga untuk membangun rasa percaya diri dan kemandirian anak. Dengan teknologi, anak dapat belajar dengan cara yang mereka sukai, mengembangkan potensi mereka secara maksimal, dan meraih prestasi di bidang pendidikan dimana saja, kapan saja.
Namun, penting untuk diingat bahwa teknologi digital bukanlah pengganti interaksi dan bimbingan manusia. Orang tua dan pendidik harus tetap berperan aktif dalam mendampingi anak dalam proses belajarnya. Teknologi digital harus digunakan sebagai alat yang melengkapi, bukan menggantikan peran manusia dalam pendidikan.
Source : Pribadi, Ilustrasi : Freepik / Ivy Nunes
Ikan Yang Dipaksa Memanjat Pohon
Analogi yang Pas Menjelaskan Metode Kumon.
Pernahkah kalian mendengar kata-kata Albert Einstein. “Semua orang adalah jenius,” katanya. “Tapi jika Anda menilai seekor ikan dari kemampuannya memanjat pohon, ia akan menjalani hidupnya dengan percaya bahwa itu bodoh.”
Di balik perkataan itu, tersirat sebuah kritik pedas terhadap sistem pendidikan kita. Betapa seringnya kita menilai kemampuan siswa dengan standar yang sama, tanpa memperhitungkan keunikan dan potensi yang berbeda-beda. Ikan, dengan kemampuannya yang luar biasa di dalam air, terjebak dalam dunia di mana keunggulannya diabaikan karena tidak bisa memanjat pohon. Ironis, bukan?
Pandangan ini semakin tajam jika kita membandingkan dengan sistem pendidikan di negara maju. Di sana, kegiatan akademis dan ekstrakurikuler dianggap sama pentingnya. Siswa tidak hanya dikenal dari nilai-nilai akademisnya, tetapi juga dari prestasi dalam bidang-bidang seperti olahraga, seni, dan kegiatan ekstrakurikuler lainnya.
Bagi Kumon, setiap orang adalah individu unik yang membutuhkan pendekatan yang berbeda
Bagi Kumon, setiap siswa adalah individu unik yang membutuhkan pendekatan yang berbeda. Kumon bukan hanya sekedar mengajarkan ilmu, tapi juga membantu membangun fondasi yang kuat.
Metode Kumon adalah tentang memberdayakan siswa untuk belajar secara mandiri. Mereka tidak hanya menghafal, tapi benar-benar memahami konsep-konsep dasar, membangun fondasi yang kokoh untuk masa depan.
Tiap Anak Punya Metode Ajar Berbeda
Pembelajaran yang disesuaikan berarti tiap siswa belajar sesuai dengan kebutuhannya sendiri, bukan cara yang sama untuk semua orang. Metode Kumon mengikuti konsep ini dengan memusatkan perhatian pada setiap siswa, membiarkan mereka belajar dengan kecepatan yang sesuai, dan memastikan mereka kuat sebelum mempelajari hal yang lebih rumit.
Metode Kumon percaya bahwa setiap siswa bisa mencapai yang terbaik dengan bantuan yang tepat. Proses ini dimulai dengan menilai tingkat kemampuan siswa saat ini. Jadi, Kumon membuat rencana belajar khusus yang membantu memperkuat kemampuan dasar dan mengajarkan hal-hal yang lebih sulit secara bertahap.
Salah satu prinsip penting Metode Kumon adalah ‘menguasai’. Artinya, siswa harus benar-benar paham setiap konsep sebelum melanjutkan ke yang lain, bukan hanya menghafal saja. Ini membuat siswa lebih percaya diri dan belajar mandiri karena mereka bertanggung jawab atas pembelajaran mereka sendiri.
Metode Kumon fokus pada membangun dasar yang kuat dalam mata pelajaran seperti matematika dan membaca. Dengan kuatnya dasar ini, siswa siap untuk belajar hal-hal yang lebih sulit di masa depan, membuka jalan menuju kesuksesan akademik yang lebih besar.
Kumon bertujuan untuk membentuk jenius yang kokoh dan mampu hidup mandiri.
Seperti orang-orang sukses lainnya!
Kumon meyakini bahwa bekal terbaik bagi anak-anak adalah kemampuan untuk belajar mandiri dan mencapai tingkat akademik setara sekolah menengah sedini mungkin.
Melalui Metode Kumon, anak-anak didorong untuk belajar mandiri sejak usia dini. Proses ini tidak hanya menunjang kemampuan akademis yang tinggi, tetapi juga kemampuan belajar mandiri yang dikenal sebagai “self-learning” di Kumon. Dengan bekal ini, anak-anak Kumon mampu berpikir kritis dan mencari solusi sendiri saat menghadapi tantangan di masa depan, termasuk di dunia kerja.
Kumon bukan hanya program pendidikan, tetapi juga komunitas yang mendukung perkembangan anak secara menyeluruh. Para pembimbing Kumon yang berpengalaman dan terlatih memberikan bimbingan dan motivasi kepada setiap anak, membantu mereka untuk mencapai potensi terbaiknya.
Kumon telah terbukti membantu jutaan anak di seluruh dunia untuk mencapai prestasi yang luar biasa. Banyak alumni Kumon yang berhasil meraih kesuksesan di berbagai bidang, seperti akademisi, profesional, dan pengusaha.
Source : Pribadi, Ilustrasi : Freepik / Ivy Nunes
Keunggulan Metode Kumon
Source : Pribadi, Ilustrasi : Freepik / Ivy Nunes
Kumon Lahir dari Cinta Seorang Ayah
Usia Berapapun Bisa Bergabung di Kumon
Program Kumon dirancang untuk anak-anak dari segala usia, mulai dari prasekolah hingga sekolah menengah atas.Setiap anak belajar dengan kecepatannya sendiri, dan Kumon menyesuaikan program belajarnya dengan kebutuhan individu anak.
Jadi, berapa sih usia yang ideal untuk bergabung di Kumon?
- Prasekolah: Anak-anak di usia prasekolah dapat memulai program Kumon untuk mengembangkan kemampuan numerasi dan literasi dasar.
- Sekolah dasar: Anak-anak di usia sekolah dasar dapat mengikuti program Kumon untuk memperkuat pemahaman mereka tentang matematika dan bahasa Inggris.
- Sekolah menengah: Anak-anak di usia sekolah menengah dapat mengikuti program Kumon untuk mempersiapkan diri menghadapi ujian masuk perguruan tinggi dan meningkatkan kemampuan bahasa Inggris mereka.
Bimbel matematika Kumon membantu anak Anda mengembangkan pemahaman yang kuat tentang konsep matematika dasar dan lanjutan. Program les matematika online Kumon menggunakan pendekatan individual untuk membantu anak Anda belajar dengan kecepatan mereka sendiri.
Les bahasa Kumon membantu anak mengembangkan kemampuan bahasa Inggris dan bahasa Indonesia mereka dalam berbicara, membaca, menulis, dan mendengarkan. Program kursus bahasa inggris online Kumon menggunakan bahan belajar yang berkualitas tinggi dan instruktur yang berpengalaman membantu anak mencapai potensi mereka.
The Kumon Worksheets : Kunci Keberhasilan Anak ala Kumon
Ada yang berbeda dari Kumon dibanding program pembelajaran pasif lainnya. Alih-alih mencatat, menghafal fakta, dan menerima informasi dari guru atau tutor, di Kumon, anak aktif mengembangkan keterampilan belajar mandiri-nya secara kritis. Emangnya apa yang menarik?
The Kumon Worksheets
Setiap lembar kerja lebih maju satu langkah dari sebelumnya, memastikan bahwa anak selalu memahami dasar pembelajaran sebelum melanjutkan kurikulum.
Lembar kerja menyediakan contoh yang mendemonstrasikan bagaimana menyelesaikan setiap jenis masalah, memberdayakan setiap anak untuk belajar mandiri tentang konsep-konsep baru.
Di sekolah, guru melanjutkan pembelajaran tanpa memperhatikan apakah setiap siswa telah sepenuhnya memahami pelajaran. Kumon memastikan setiap anak benar-benar menyerap setiap ide baru sebelum melanjutkan ke yang berikutnya.
Lembar Kerja Kumon mencakup segala hal mulai dari berhitung hingga kalkulus, dan fonemik hingga karya-karya Shakespeare. Setiap lembar kerja terus disempurnakan untuk menjaganya tetap relevan dan efektif dalam dunia saat ini.
Bagaimana Sistem Belajar Kumon Sehari-hari?
Tugas harian setiap anak membutuhkan sekitar 30 menit per mata pelajaran untuk diselesaikan.
Dua hari dalam seminggu, setiap anak menyelesaikan tugas di pusat Kumon; sementara lima tugas lainnya diselesaikan di rumah.
Apa itu Kumon Connect?
Di era digital ini, teknologi bagaikan pisau bermata dua. Di satu sisi, teknologi menawarkan banyak peluang untuk belajar dan berkembang. Di sisi lain, penggunaan gadget yang berlebihan dapat menjadi gangguan yang menghambat perkembangan anak.
Kumon Connect merupakan evolusi digital dari Metode Kumon yang sudah terbukti secara global. Dengan Kumon Connect, setiap anak dapat mengakses lembar kerja Kumon kapan saja, di mana saja, lebih interaktif dengan tablet dan stylus.
Masih ingat dengan pembahasan sebelumnya, bahwa dalam edukasi berbasis digital sangat dibutuhkan pembimbing yang tepat? inilah yang ingin ditekankan oleh Kumon Connect. Terlepas dari belajar di rumah atau di kelas, salah satu aspek terpenting dari pembelajaran adalah menjaga dan mempertahankan interaksi antara siswa dan Pembimbing Kumon.
Bagaimana KUMON CONNECT Mengubah Gadget Menjadi Alat Produktif
- Akses lembar kerja dengan mudah melalui tablet
- Kerjakan lembar kerja dengan stylus pen yang nyaman
- Kirimkan hasil kerja ke Pembimbing kapanpun dan dimanapun
- Catatan belajar digital melacak kemajuan siswa
- Pembimbing dapat memantau kondisi belajar, kemampuan, dan perkembangan siswa
- Membuka peluang untuk mengoptimalkan potensi belajar
- Siswa dan orang tua dapat memantau nilai, waktu, dan kemajuan belajar melalui tablet
- Siswa dapat melihat riwayat belajar mereka dengan mudah
- Orang tua dapat melihat pencapaian belajar anak mereka
- Orang tua menerima informasi berharga tentang kondisi belajar anak dari Pembimbing
- Pahami rutinitas dan konsistensi belajar anak
- Ketahui kemajuan belajar anak setiap hari
- Pembimbing dapat menyesuaikan rencana belajar dengan tepat
Seperti metode tradisional Kumon, siswa menghadiri kelas dua kali seminggu dan menerima tugas rumah selama lima hari lainnya.
Semua tugas diselesaikan pada tablet dengan menggunakan stylus, dan setiap tugas harian akan siap ketika siswa masuk.
Setelah tugas selesai, mereka dapat diserahkan untuk dinilai harian, dan siswa akan diberi tahu jika ada koreksi yang diperlukan.
Instruktur dapat melihat ulang hasil pekerjaan tugas yang sudah selesai untuk melihat perkembangan keterampilan dan memberikan umpan balik, bahkan ketika siswa sudah menyelesaikan pekerjaannya di rumah.
Sebagai orang tua, Anda dapat melihat kemajuan anak anda secara real-time melalui Kumon Connect. Instruktur Kumon juga dapat mengirim komentar dukungan, memberikan petunjuk belajar yang berguna, dan menyesuaikan rencana studi berkelanjutan sesuai kebutuhan.
Kumon Connect adalah jawaban dari permasalahan orangtua di era digital ini, dengan misi membantu anak-anak mencapai potensi terbaik mereka di era digital. Platform edukasi inovatif Kumon Connect menggabungkan teknologi canggih dengan keahlian para pembimbing. Ibaratnya, Kumon digital menjamin masa depan cerah dengan metode pembelajaran yang sudah terjamin secara global untuk perkembangan, dan kesuksesan bagi anak-anak di masa mendatang.
Source : Instagram Kumon Indonesia
Intip Keseruan Kelas Kumon!
Intip Kerennya Kumon Connect!
5 Fase Metode Perkembangan Kumon Connect
Instruktur Kumon Digital bukan sekadar guru biasa. Mereka adalah individu luar biasa yang memiliki bakat unik untuk membuka potensi setiap murid. Lebih dari itu, mereka juga belajar dari anak-anak yang mereka ajar.
Peran utama seorang Instruktur Kumon adalah menggali kemampuan akademis setiap siswa dengan cermat. Mereka memastikan bahwa setiap murid merasakan keberhasilan dalam studi harian mereka, menumbuhkan rasa cinta belajar dan mendorong mereka untuk terus berkembang secara mandiri.
Melalui pengamatan yang cermat terhadap perkembangan belajar siswa, Instruktur Kumon menjadi sangat peka terhadap perubahan dan kemajuan yang dicapai, sehingga dapat menyesuaikan metode pengajaran dan mencari cara terbaik untuk membantu murid dalam pembelajaran selanjutnya.
Fase 1 : Ketika Pendaftaran Anak
Menetapkan titik awal (starting point) dan merancang proyeksi studi
Kumon paham, setiap anak memiliki kemampuan belajar yang unik. Saat mendaftar, siswa akan mengikuti Ujian Penempatan. Hasil ujian ini digunakan Instruktur Kumon untuk menentukan titik awal yang tepat. Dengan titik awal yang sesuai, siswa tidak akan merasa tertinggal, sehingga mereka dapat menikmati proses belajar dan meraih nilai sempurna.
Instruktur Kumon tak hanya sekedar mengajar, tetapi juga merancang rencana belajar yang dipersonalisasi untuk setiap siswa. Rencana ini, disebut “proyeksi studi”, menetapkan tujuan tertentu dan perkiraan waktu yang dibutuhkan untuk mencapainya. Proyeksi studi ini menjadi panduan bagi Instruktur untuk memberikan instruksi yang sesuai dengan kemajuan dan kemampuan masing-masing siswa. Menarik kan?
Fase 2 : Memberi instruksi kepada siswa
a. Sebelum belajar
Penetapan lembar kerja
Berdasarkan hasil sebelumnya, pada lembar kerja yang sudah diselesaikan, dan dengan mengamati cara belajar siswa, Instruktur dengan hati-hati mempertimbangkan sesi belajar setiap hari dan memberikan lembar kerja yang memungkinkan mereka untuk belajar dan berkembang secara mandiri.
b. Saat belajar
Mengamati siswa dan membimbing mereka mengerjakan lembar kerja sendiri
Instruktur memberikan petunjuk dan saran hanya bila diperlukan. Kemudian, ketika siswa menyelesaikan lembar kerja, Instruktur menilainya. Jika ada kesalahan pada lembar kerja, Instruktur menghindari memberikan jawaban kepada siswa dengan segera. Sebaliknya, mereka memberikan petunjuk agar siswa menyadari sendiri bagian mana yang salah dan alasan mengapa.
c. Setelah belajar
Pujian dan dorongan motivasi
Setelah belajar selesai, Instruktur memeriksa hasil siswa, dan memuji serta mendorong mereka untuk meningkatkan motivasi belajar. Kemudian, Instruktur memberikan lembar kerja kepada siswa untuk dikerjakan di rumah, beserta saran yang diperlukan.
Fase 3 : Analisis dan Penyesuaian
Menganalisis perkembangan siswa & Mengoptimalkan rencana studi
Instruktur mencatat kemajuan siswa, mempertimbangkan cara terbaik agar siswa maju, dan mengoptimalkan rencana studi. Proyeksi studi yang dibuat pada saat pendaftaran diperiksa secara berkala dan, jika perlu, proyeksi studi dan cara instruksi disesuaikan sesuai kebutuhan.
Fase 4 : Komunikasi dengan Orang Tua
Mengembangkan kemampuan siswa dengan bantuan orang tua dan wali
Dukungan orang tua dan wali sangat penting untuk memaksimalkan potensi belajar siswa di Kumon. Instruktur tak hanya mengajar, tapi juga menjalin komunikasi dengan orang tua untuk menjelaskan cara belajar siswa di rumah dan materi yang sedang mereka pelajari. Rencana studi masa depan pun didiskusikan dengan orang tua secara rinci dan mudah dimengerti untuk membangun kolaborasi yang kuat.
Komitmen Instruktur Kumon tidak berhenti sampai disitu. Mereka terus menganalisis dan menyesuaikan cara mengajar mereka untuk memastikan setiap siswa menerima instruksi terbaik dan berkembang secara optimal.
Source : Pribadi, Ilustrasi : Freepik / Ivy Nunes
Gratis Uang Pendaftaran!
dan gratis gratis lainnya!
Kesimpulan
Di era digital ini, teknologi hadir bagaikan pisau bermata dua. Di satu sisi, teknologi membuka peluang belajar yang tak terbatas. Di sisi lain, distraksi dari gadget dan internet dapat menghambat fokus dan perkembangan anak.
Kumon, dengan metode belajarnya yang terstruktur dan personal, membantu anak mengembangkan kemampuan matematika, bahasa, dan berpikir kritis dengan cara yang menyenangkan dan efektif. Kumon Connect, platform edukasi digital Kumon, dirancang dengan cermat untuk meminimalisir distraksi dan memaksimalkan fokus anak.
Kumon bukan hanya tentang belajar, tetapi juga tentang membangun karakter dan kemandirian anak. Di Kumon, anak belajar dengan kecepatan mereka sendiri, dibimbing oleh instruktur berpengalaman yang selalu siap membantu dan memotivasi mereka.
Kumon telah terbukti berhasil mengantarkan jutaan anak di seluruh dunia mencapai potensi terbaik mereka. Jadi, makin tertarik mendaftarkan si buah hati kan?
Terimakasih ya atas dukungannya di artikel ini <3
Gak heran sih kalo banyak anak kumon yang berprestasi.
metodenya yang terstruktur dan personal emang beda. Anak-anak belajar dengan kecepatan mereka sendiri, dibimbing sama instruktur yang berpengalaman
betuuul! Metode Kumon yang terstruktur dan personal memang terbukti efektif dalam membantu anak-anak berprestasi, terimakasih masukannya! 🙂
aku suka sekali sama gaya ilustrasi dan artikelnay 😀 , serius tapi santai dan mudah dipahami, jadi enak dibaca. gak kayak artikel edukasi yang biasanya kaku dan membosankan. Semoga menang yaaaaa
Terimakasih banyak!, Aamiin 🙂
Kontennya terlalu lengkap, jadi terlalu panjang, untung tulisan dan artikelnya menarik dan interaktif + informatif, jadi kebaca semuanya dengan asik. Semangat terus mas…..
Terima kasih banyak pujiannya! Senang sekali kamu menikmati kontennya, meskipun kebanyakan informasi, hehe. Mimin berusaha untuk memberikan informasi yang lengkap dan menarik biar memudahkan pembaca memahami Kumon, terimakasih 🙂
Overall, artikelnya keren banget!
Aku kasih jempol dua deh ya.
Terima kasih jempol duanya! 🙂
Sedang lihat konten” skripsi, diarahkan kesini, mudah”an beneran dapat bonus, artikelnya menarik. Save nih untuk buah hati saya nanti
*kapan ya, pasangan saja belum ada hehehe
Hehehe, semangat skripsiannya! 🙂
antusias sekali bacanya kalau interaktif begini, keren
Mkaiash pak hanif! 🙂
????????????????????????????????????????????????
Salam kenal bang Nabil, menarik sekali blognya sangat lengkap dan interaktif (y)
Saya baru tau ternyata Kumon sudah ada versi digitalnya, sangat tertarik ingin mendaftarkan anak yang masih SMP, saya takutnya standar Kumon di pusat dan di daerah saya berbeda, jadi agak ragu, next time pengen tanya-tanya dulu deh
interaktif banget ini artikelnya, butuh berapa lama nih untuk menghias kayak gini?
Terimakasih kak sekar 🙂 gak lama kok, cuma sebalan aja 😀
Canda hehehe, semingguan kok, susahnya lebih ke konten tulisannya 🙂
Menarik, lengkap, interaktif, ga bahasa dan penyampaiannya mudah dipahami, kerennn deh!!
terimakasih banyakkkkkkk