"Desa bukan hanya cerita masa lalu. Ia adalah ruang penuh potensi, tempat mimpi besar dilahirkan, dan keajaiban bermula.”
Ketika mendengar kata desa, apa yang langsung terlintas di kepala? Sawah hijau yang terbentang, kerbau yang santai mengunyah rumput, atau ibu-ibu dengan gelak tawa di bawah pohon mangga?. Iya, tapi tunggu dulu. Di balik pemandangan damai dan teduh itu, terselip sesuatu yang luar biasa; semangat perjuangan yang mendidih seperti air masak yang baru matang.
Kali ini, mari kita lihat desa dari sudut yang tak biasa. Desa bukan sekadar tempat tinggal, lebih seperti ladang penuh peluang. Dan di atas ladang itu, perempuan-perempuan tangguh alias mompreneur berjuang demi keluarga mereka. Dengan bantuan digitalisasi yang tepat, mereka tidak sekadar melangkah, tapi berlari kencang. Bahkan, melompat tinggi hingga ke panggung internasional.
Ini adalah kisah mereka. Kisah kita.
Sumber : Olah Pribadi, Canva
Setiap kisah besar dimulai dari sesuatu yang kecil—seperti emping melinjo. Bagi Ibu Nandiroh dari Desa Amongrogo, Jawa Tengah, panggung hidupnya adalah dapur. Di situlah ia, dengan cekatan menumbuk melinjo menggunakan alat tradisional. Hasilnya? Emping sederhana yang awalnya hanya untuk makan malam keluarga, kini menjadi lini bisnis baru para mompreneur.
Tapi hidup ini, kata orang, seperti naik ojek di jalan rusak; banyak guncangan. Begitupun pada awalnya, pelanggan Ibu Nandiroh hanya tetangga sekitar. Soal modal?, hanya cukup untuk membeli melinjo hari ini saja.
Hingga suatu hari, BRI melihat potensi ini dan menghampirinya. Melalui program Kredit Usaha Rakyat (KUR), Ibu Nandiroh membeli mesin penumbuk canggih. Tidak hanya itu, pelatihan dari BRI Microfinance Center memperkenalkannya pada dunia rasa. Empingnya kini punya “karakter”—pedas manis, keju, bahkan rasa cokelat (siapa sangka cokelat dan emping bisa jadi pasangan serasi?).
“Dulu saya berpikir, emping ya cuma emping,” kata Ibu Nandiroh sambil tertawa. “Ternyata, sedikit kreativitas bisa mengubah banyak hal. Dan semuanya dimulai karena saya berani mencoba.”
Ibu Nandiroh
Melalui platform LinkUMKM, emping buatan Ibu Nandiroh kini tak lagi dijual di pasar desa, melainkan menghiasi etalase digital. Pesanan datang dari berbagai daerah, bahkan mulai merambah ke pasar internasional.
Bergeser ke timur Indonesia, mari kita lihat Mama Martha di Papua. Ia seorang pengrajin noken—tas tradisional yang dibuat dari serat alami. Selama bertahun-tahun, Mama Martha tekun menganyam dengan teknik yang diwariskan leluhur. Namun, produk karyanya hanya dilihat sebagai oleh-oleh murah, bukan sesuatu yang “wow.”
Mama Martha pun merasa perjuangannya seolah tak dihargai. Sampai akhirnya, ia berjodoh dengan BRICraft, program khusus dari BRI yang dirancang untuk mendukung para pengrajin tradisional. Pelatihan tentang branding dan storytelling membuat Mama Martha menyadari bahwa noken bukan sekadar tas, melainkan cerita tentang budaya Papua yang unik.
“Waktu pertama kali diminta cerita soal noken, saya bingung,” katanya. “Tapi sekarang, saya tahu bahwa setiap benang yang saya anyam punya makna.”
Sumber : Olah Pribadi, LinkUMKM
Dengan dukungan BRI, Mama Martha diberi kesempatan memamerkan produknya di ajang internasional seperti New York Now. Ketika noken buatannya dipajang di etalase mewah di tengah hiruk-pikuk Manhattan, ia merasa hidupnya berubah selamanya.
Kini, melalui aplikasi BRImo, Mama Martha mengelola semua transaksi dengan mudah. “Dulu saya takut pakai HP canggih,” ujarnya sambil tersenyum. “Sekarang, saya malah senang lihat angka-angka transaksi masuk.”
Sumber : Olah Pribadi, Canva
Di balik setiap keberhasilan mompreneur desa, ada BRI yang tak henti-hentinya jadi partner in crime. Program seperti LinkUMKM menjadi jembatan emas, membawa produk lokal dari desa kecil ke pasar global.
Ceritanya bukan hanya soal emping dan noken. Ada pengusaha kerajinan bambu dari Yogyakarta yang berhasil menjual produknya ke Jepang. Ada pula pengrajin kain tenun dari Nusa Tenggara Timur yang mendapat kontrak dengan distributor Eropa. Semua ini bisa terwujud karena BRI percaya pada potensi desa.
Aplikasi BRImo juga jadi sahabat setia mompreneur. Dari mencatat transaksi hingga mempermudah pengajuan pinjaman tambahan, semuanya ada di genggaman.
“BRI itu seperti teman curhat. Selalu ada saat dibutuhkan. Bedanya, curhat ke BRI malah bikin saldo bertambah,”
Keberhasilan mompreneur desa tidak hanya berdampak pada mereka sendiri, tapi juga lingkungan sekitar. Seperti di Desa Amongrogo, usaha emping Ibu Nandiroh kini mempekerjakan ibu-ibu rumah tangga yang dulu hanya mengisi waktu dengan gosip.
“Sekarang gosip kami beda, bu. Bahas omzet, stok melinjo, sama rasa baru,” kata salah satu pekerjanya sambil tertawa.
Sumber : Olah Pribadi, Sumber Informasi tercantum
Di Papua, semangat Mama Martha menular ke pengrajin lain. Mereka kini lebih percaya diri memasarkan noken sebagai seni, bukan sekadar barang jualan.
Melalui acara seperti BRILiaNpreneur dan UMKM Expo(RT), desa-desa ini menunjukkan kekuatannya. Produk-produk mereka, yang dulunya hanya dihargai di lingkup lokal, kini mencatat transaksi hingga ribuan dolar di panggung internasional.
Jika ada satu pelajaran yang bisa dipetik dari kisah mompreneur desa, itu adalah bahwa keberanian untuk bermimpi harus diiringi dengan keberanian untuk bertindak.
BRI, dengan segala inovasinya, bukan hanya mendukung langkah pertama mereka tetapi juga menyediakan tangga menuju puncak. Dari pelatihan literasi keuangan, digitalisasi usaha, hingga fasilitas pembiayaan, semua dirancang untuk memastikan bahwa mompreneur desa tidak hanya bertahan, tetapi berkembang.
Sumber : Olah Pribadi, LinkUMKM
“BRI mengajarkan kami untuk tidak takut mencoba hal baru,” ujar Ibu Nandiroh. “Karena hanya dengan mencoba, kita tahu seberapa jauh kita bisa melangkah.”
Desa bukan lagi cerita kecil di pinggiran. Ia adalah pusat kreativitas, tempat lahirnya inovasi, dan panggung bagi para mompreneur untuk menginspirasi dunia.
Bagi setiap perempuan desa yang sedang membaca ini, ingatlah; kamu adalah bagian dari perubahan besar. Dengan dukungan dari BRI, mimpi yang kamu rajut hari ini akan menjadi cerita sukses yang menginspirasi generasi mendatang.
“Jangan pernah remehkan langkah kecil. Karena dari sana, sebuah revolusi dimulai.”
Sumber : Olah Pribadi, Canva
Jika desa adalah mata air, maka BRI adalah sungai yang membawa potensinya ke lautan luas. Dengan program-program andalannya, BRI tidak hanya mendampingi mompreneur untuk mengembangkan usaha kecil, tetapi juga membuka peluang besar yang mengubah desa menjadi roda penggerak ekonomi Indonesia.
Ambil contoh BRILiaNpreneur. Lewat ajang ini, para mompreneur tidak hanya tampil dengan produk terbaik mereka, tetapi juga diajarkan seni berbicara dalam bahasa global: branding, digital marketing, dan daya saing internasional. Sebut saja emping melinjo rasa cokelat atau noken anyaman Papua—siapa sangka produk desa ini bisa mencatat transaksi hingga jutaan dolar di pameran seperti UMKM Expo(RT)? Dari desa kecil hingga etalase internasional, produk mereka kini menjadi bukti bahwa kreativitas dan dukungan yang tepat adalah kombinasi yang tak terkalahkan.
Sumber : Olah Pribadi, Canva
Melalui LinkUMKM, BRI memperluas akses pasar digital bagi mompreneur desa. Kini, mereka tidak lagi bergantung pada pembeli dari tetangga sebelah. Pesanan bisa datang dari Jakarta, Surabaya, bahkan Jepang. Sementara itu, BRICraft hadir untuk mengangkat kerajinan tradisional menjadi karya seni bernilai tinggi. Tidak hanya meningkatkan omset, program ini juga memperkenalkan budaya lokal Indonesia ke dunia.
Namun, dampak BRI tidak berhenti pada produk. Kehidupan sosial desa pun ikut terangkat. Di Desa Amongrogo, usaha emping melinjo yang dirintis oleh Ibu Nandiroh kini mempekerjakan belasan ibu rumah tangga. Dari sekadar obrolan ringan soal gosip tetangga, kini mereka berbincang tentang omzet, stok melinjo, dan peluang ekspor. Di Papua, semangat Mama Martha dalam memasarkan noken sebagai seni tradisional telah menginspirasi banyak pengrajin muda untuk kembali mencintai warisan budaya mereka.
Sumber : Detik.com
Efek domino ini terasa hingga ke tingkat nasional. UMKM yang diberdayakan oleh BRI kini menjadi tulang punggung ekonomi Indonesia, berkontribusi signifikan terhadap PDB dan menciptakan jutaan lapangan kerja. BRI bukan hanya membantu individu, tetapi juga menggerakkan mesin ekonomi bangsa, satu mompreneur dalam satu waktu.
Dan di tengah segala inovasi ini, ada aplikasi BRImo—sahabat di genggaman yang membuat urusan keuangan terasa mudah dan modern. Gara-gara BRImo, mompreneur sekarang bisa bilang gini; “Dulu saya pikir HP cuma buat telepon anak pulang,” “Sekarang, saya malah pakai buat urus transaksi internasional.”
BRI tidak hanya hadir sebagai penyedia layanan keuangan, tetapi juga sebagai katalisator perubahan. Dari emping hingga noken, dari pelatihan hingga pameran global, BRI telah menunjukkan bahwa mendukung desa berarti membangun Indonesia. Dengan sedikit kreativitas, banyak keberanian, dan dukungan yang konsisten, mimpi mompreneur desa tidak hanya menjadi kenyataan, tetapi juga menjadi inspirasi bagi seluruh dunia
“Mimpi yang hanya disimpan sendiri akan tetap menjadi mimpi. Tapi mimpi yang dibagikan kepada dunia, itulah yang mengubah hidup.”
Begitulah yang terjadi pada mompreneur desa ketika keberanian mereka bertemu dengan platform yang tepat, dukungan yang tulus, dan bimbingan yang strategis.
BRI tidak hanya menjadi lembaga keuangan biasa, tetapi pendorong perubahan sosial yang berdampak besar. Perempuan-perempuan desa yang dulunya hanya fokus pada dapur, kasur, dan sumur, kini menjadi tokoh sentral dalam perubahan ekonomi keluarga, bahkan komunitas mereka.
Appendix.
BRI. (2023). Desa BRILiaN 2024 kembali hadir, yuk cek syarat dan ketentuannya. Diakses dari https://www.bri.co.id/detail-news?title=desa-brilian-2024-kembali-hadir-yuk-cek-syarat-dan-ketentuannya
LinkUMKM. (n.d.). LinkUMKM: Meningkatkan akses pasar bagi pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah. Diakses dari https://linkumkm.id
Bank Rakyat Indonesia (BRI). (n.d.). Tentang BRILink. https://bri.co.id/tentang-brilink
Kementerian Koperasi dan UKM. (2024). Kemenkop UKM komitmen bantu UMKM naik kelas lebih cepat menuju visi Indonesia Emas 2045. https://linkumkm.id/news/detail/15112/kemenkop-ukm-komitmen-bantu-umkm-naik-kelas-lebih-cepat-menuju-visi-indonesia-emas-2045
https://linkumkm.id/media/figurInspiratif
BRI Microfinance Center. (2020, 30 September). Mama Martha, dari merajut noken sampai ke New York. https://linkumkm.id/news/detail/9464/mama-martha-dari-merajut-noken-sampai-ke-new-york
BRI Microfinance Center. (2020, 12 November). Pelop penggerak produksi emping Desa Amongrogo. https://linkumkm.id/news/detail/9500/pelop-penggerak-produksi-emping-desa-amongrogo
keren ya bri bisa ngebantu noken jadi sesuatu yang dilihat berharga sama dunia jadi makin cinta sama produk lokal
baca ini bikin ngerasa bangga sama ibu-ibu desa mereka bisa banget jadi role model buat banyak orang, suka banget sama cerita mama martha noken jadi punya cerita terus bisa sampai new york luar biasa banget sih
Ceritanya bikin hati anget. Desa itu beneran punya potensi besar, tapi kadang butuh partner kayak BRI buat ngebuka jalan. Nice banget programnya, semoga makin banyak yang bisa terinspirasi